JOMBANG (Jurnaljatim.com) – Fery Nur Yahya (18) korban tenggelam di sungai Mrasih, Dusun Bakalan, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Jombang ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa dengan posisi mengapung di sungai, Jumat petang (17/1/2020)
Ayah korban, Wahyu (55) menangis histeris mengetahui anaknya ditemukan sudah menjadi mayat. Dia tidak menyangka, putra kesayangannya itu meninggal karena tenggelam di sungai Mraseh.
Informasi yang dihimpun, sehari sebelum ditemukan tewas, korban menghilang dari rumah. Keluarga berusaha mencari ke beberapa tempat, namun tidak ditemukan. Kemudian, pada Jumat siang, ada warga yang melihat benda mengapung di air sungai. Benda itu seperti jasad manusia.
“Kami menduga itu mayatnya Fery yang sempat menghilang dari rumah,” kata warga setempat di lokasi kejadian.
Mendengar ada mayat mengapumg di sungai, Ayah korban segera datang ke lokasi untuk memastikan jasad tersebut. Tim BPBD Jombang bersama warga serta polisi dan TNI yang berada di lokasi berusaha menepikan mayat yang saat itu berada di tengah sungai.
Begitu mayat sudah berada di tepi, sekitar jam 18.15 WIB, ayah korban langsung turun ke tepi sungai yang jarak permukaan air dengan dataran jalan cukup tinggi, sekitar 6 meter.
Begitu mengetahui mayat tersebut adalah anaknya, Wahyu langsung menjerit histeris. Air mata bercucuran dari matanya sembari beteriak memangggil manggil nama anaknya.
Petugas dan warga yang berada dilokasi berusaha menenangkan Wahyu dan membawanyi naik keatas permukaan sungai. Karena lokasi ditemukan mayat tidak bisa dilewati mobil tim Identifikasi Polres Jombang yang diparkir cukup jauh, akhirnya mayat dibawa warga kerumah duka menggunakan keranda jenasah setempat yang tidak jauh dari lokasi di Dusun Balalan, Desa Pulorejo.
“Korban yang hilang sudah ditemukan dalam keadaan meninggal di sungai desa tempat tinggalnya,” kata Gunadi, Kasi Kesiapsiagaan Bencana BPBD Jombang dikonfirmasi Jurnaljatim.com
Riwayat Keterbelakangan Mental
Kapolsek Ngoro, AKP Lely Bahtiar, juga membenarkannya. Saat ditemukan, korban sudah meninggal dunia di sungai dengan posisi mengapung tengkurap. Setelah di periksa medis tidak diketemukan tanda kekerasan atau penganiayaan.
“Korban mempunyai riwayat sakit keterbelakangan mental (syaraf),” ujar Kapolsek.
Karena tidak ada tanda tanda bekas kekerasan, selanjutnya keluarga membuat permohonan untuk tidak dilakukan outopsi dalam. Jenasah kemudian di makamkan oleh keluarganya di tempat pemakaman umum desa setempat.
Editor: Azriel