SURABAYA (Jurnaljatim.com) – Menjadi ‘jantung‘ dalam sebuah organisasi, tentu bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan yang harus dilalui untuk turut serta menjalankan roda organisasi.
Setidaknya, hal itulah yang dilakukan oleh Kepala Biro Sumber Daya Manusia (Karo SDM) Polda Jawa Timur, Kombes Pol Nazirwan Adji Wibowo. Menjadi salah satu “jantung” yang ikut menggerakkan roda organisasi di Polda Jatim, Kombes Pol Nazirwan mengaku cukup senang dapat mencurahkan segala kemampuannya di Polda Jatim.
Ia juga mengaku, selama 7 bulan berada di Polda Jatim, banyak hal yang diakuinya berkesan. Apalagi, menurutnya Jawa Timur memiliki daya tarik tersendiri. Sehingga membuat banyak polisi yang ingin berdinas di Polda Jatim.
“Banyak sekali polisi yang ingin dinas di Jawa Timur. Semua ada di Jawa Timur. Mau apa saja ada, maka ini menjadi tantangan bagi Biro SDM Polda Jatim, karena tidak semua bisa masuk di Jatim,” jelasnya.
Nazirwan pun membagikan tiga prinsip yang dijalankannya untuk dapat menjalankan amanah tugas sebagai Karo SDM. Antara lain, pertama kepekaan, kedua adalah responsif, dan ketiga adalah komunikatif.
Menurutnya, Jatim wilayahnya cukup luas dengan jumlah penduduk yang cukup banyak dan bermacam-macam. Selain itu, masalah yang muncul juga beragam, sehingga perlu polisi yang kuat dengan mengedepankan tiga prinsip, yakni peka, responsif, dan komunikatif.
“Yang terpenting adalah saat menjadi polisi di Jawa Timur harus amanah atas tugas dan tanggung jawab jabatan juga. Jika tidak maka tentunya akan sulit dapat menjalankan tugas dengan baik,” kata perwira menegah dengan pangkat tiga melati tersebut.
Menurutnya, tantangan di Jawa Timur cukup besar. “Saya pernah tugas di Banten namun tidak terlalu sulit. Di Jogja juga pernah, masalahnya cukup kompleks. Namun dibandingkan dengan Jawa Timur, sangat berbeda. Di sini provinsi yang sangat luas dengan beragam persoalan yang harus dihadapi,” tuturnya.
Namun dari komposisi jumlah personel anggota Polri di Jatim, ia meyakini saat ini sudah mencukupi. “Saat ini sudah ada hampir 30 ribu personel di wilayah Jawa Timur. Jumlah itu saya yakin cukup untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” ujarnya.
Hal mendasar yang meyakinkannya, karena kondisi Jatim yang cukup kondusif. “Komposisi satu polisi dengan sekian jumlah masyarakat itu tidak bisa berbanding lurus dengan tingkat keamanan. Dengan kondusivitas wilayah Jatim saat ini, maka jumlah yang ada saat ini sudah cukup ideal,” ungkapnya.
Alumni Akpol tahun 1994 tersebut juga memiliki pandangan berbeda terkait rekruitmen yang dilakukan Mabes Polri. “Secara pribadi, saya berpikir proses seleksi penerimaan anggota polisi ini terlalu lama. Bahkan prosesnya terlama di dunia. Hal ini juga pernah saya sampaikan di Mabes Polri,” katanya, Rabu (23/10/201).
“Bayangkan, penerimaan anggota dimulai sejak Maret namun hingga Agustus belum kelar. Penerimaan Taruna Akpol, Bintara dan Tamtama juga dilakukan bersamaan, sehingga menjadikan proses yang terlalu panjang. Kasihan peserta juga nasibnya terombang ambing berbulan-bulan,” keluhnya.
Kendati demikian, Nazirwan tetap berupaya menjalankan proses seleksi secara profesional. “Semua kebijakan dari pusat, sehingga kami tetap memberikan yang terbaik sesuai prosedur,” pungkasnya. (Yoh)
Editor: Z. Arifin