BANYUWANGI (Jurnaljatim.com) – Polres Banyuwangi kembali menggelar sweeping bagi warga yang akan berangkat ke Jakarta, untuk menghadiri aksi gerakan kedaulatan bangsa (People Power) tanggal 22 Mei mendatang. Hasilnya, 26 orang yang mencurigakan diamankan aparat, Minggu (20/5/2019).
Aksi sweeping tersebut dilakukan sekira pukul 22.00 Wib. Para petugas kepolisian dibantu dari petugas TNI menghentikan kendaraan umum dan pribadi yang keluar dari pelabuhan ASDP Ketapang. Aksi sweeping itu juga melibatkan anjing pelacak, untuk mengendus barang berbahaya yang dimungkinkan dibawa oleh penumpang.
Sweeping tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyelundupan bahan peledak, senjata tajam dan miras tradisional sejenis arak. Aksi itu juga sebagai penghalau masyarakat yang akan mengikuti aksi bela kedaulatan yang bakal di gelar di depan KPU.
“Kita sweeping semua. Kita tanya mau berangkat kemana. Jika ke Jakarta ya kita imbau agar berhati-hati. Jika akan melakukan aksi kita beri penjelasan agar mereka yang mungkin akan melakukan aksi untuk tidak bertindak anarkis,” kata Kapolres Banyuwangi AKBP Taufik Herdiansah Zeinardi.
Sementara, puluhan orang yang diamankan tersebut berasal dari Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka diamankan di sebuah bus umum Lorena nopol B 7116 PGA, jurusan Denpasar-Jakarta di pintu keluar pelabuhan ASDP Ketapang.
“Mereka kami amankan di pelabuhan ASDP Ketapang. Setelah kita tanya, mereka tidak jelas mau apa ke Jakarta. Untuk pendalaman kita periksa ke Mapolres Banyuwangi,” ujarnya.
Taufik mengatakan, 26 orang itu saat diinterogasi menjawab dengan jawaban berubah-ubah. “Kita tanya jawabnya berubah-ubah. Kita tanya mau ke Jakarta ada apa. Satu jawab mau kerja di kapal, satu jawab tidak tahu. Koordinatornya juga berbelit-belit. Semua kartu pengenal dipegang oleh koordinator,” tambahnya.
Setelah melakukan sweeping di pintu keluar pelabuhan ASDP Ketapang, aparat kepolisian dan TNI juga melakukan sweeping di Stasiun Banyuwangi Baru. Kereta Api (KA) Mutiara Timur Malam juga tak luput dalam pemeriksaan tersebut.
“Selalu lagi kita bukan bermaksud menakut-nakuti masyarakat. Tapi ini demi menjaga stabilitas negara. Kami persilakan memberikan aspirasi di Jakarta. Tapi tidak boleh anarkis dan membawa sajam,” katanya. (Det)
Editor: Z. Arifin