Oknum Polisi Ternyata Pembunuh Gadis di Nganjuk

NGANJUK, () – Untuk sementara teka-teki misteri tewasnya gadis cantik asal Nganjuk terkuak. Vicky Febrin Piawai (28) warga kelurahan Mangundikaran, Kecamatan Ngajuk awal dikira tewas karena kecelakaan ternyata mati karena dibunuh penyebabnya.

Sesaat setelah mencuat pemberitaan mengenai kematian tidak wajar kepada Vicky, sempat pihak kepolisian memastikan penyebab kematiannya karena dugaan kasus pembunuhan bukan karena kecelakaan lalu lintas.

Mengenai siapa pelaku pembunuhan, masih menjadi kabut misteri karena pihak Kepolisian Polres Nganjuk enggan membeberkan oknum terduga pelaku pembunuh Vicky. Setelah sekian waktu belum mendapat info, baru pada Hari Rabu 24 April 2019 sejumlah awak mendapatkan titik terang terduga pelaku.

Bukan , tapi pihak kejaksaan sumber info tersebut. Melalui Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Nganjuk, Roy Ardiyan mengatakan pihak Kejaksaan menerima Surat Perintah Dimulai Penyidikan (SPDP) atas kasus dugaan pembunuhan Vicky. Dalam keterangan berdasarkan SPDP, terduga pelaku merupakan polisi aktif berinisial STW.

“SPDP yang masuk dari pihak Kepolisian, adalah SPDP terkait pembunuhan pasal 338 tertanggal 30 Maret 2019. Untuk tersangka berdasarkan ketetapan polisi per tanggal 12 April adalah inisial STW,” kata Roy Ardiyan kepada awak media di ruangannya.

Lebih lanjut Roy dalam keterangan tertulis menjelaskan, inisial STW memiliki sebagai anggota Polri. Sekarang masih dalam proses penyidikan, dan pihak sendiri sudah meminta adanya perpanjangan waktu penahanan selama 40 hari kedepan, tertanggal 2 Mei 2019 sampai 10 Juni 2019.

Sebelumnya, Agung Murcahyo alias Bagong hingga saat ini masih tidak percaya jika putrinya Vicky Febrian Pawai (28) meninggal karena kecelakaan. Kecurigaan itu muncul setelah ia melihat jasad anaknya yang berlumuran darah di bagian kepala, sedangkan guratan di bagian leher.

Awalnya, pada Jumat (29/3/2019) sekitar jam 18.30 WIB, anaknya berpamitan keluar dengan membawa . Setelah itu, ada kabar jika anak pertamanya meninggal pada Jumat (29/3/2019) sekitar pukul 21.00 WIB karena kecelakaan tunggal di perempatan.

“Saya dikabari oleh Kd purnawirawan polisi, pacar Vicky sekitar pukul 22.30 WIB, jika Vicky kecelakaan dan sudah dibawa ke Rumah Bhayangkara Nganjuk,” kata Agung Murcahyo, Sabtu (30/3/2019) saat menunggu kedatangan jenazah anaknya.

Setelah mendapat kabar, Agung beserta istrinya langsung menuju ke Bhayangkara Nganjuk. Sesampainya di IGD, dia berpapasan dengan mobil yang membawa anaknya dengaan kepala berlumuran darah.

“Saya curiga, kalau kecelakaan kenapa pakaian anak saya tidak ada yang kotor, kulitnya tidak lecet, helem dan sepeda motornya juga utuh. Hanya saja kepalanya pecah dan ada guratan luka di leher. Ini jelas tidak wajar,” terangnya.

Menurut Agung, berdasarkan informasi yang diperoleh, gadis cantim itu diduga meninggal dunia bukan akibat kecelakaan. Meski begitu, Agung tidak serta merta menuduh begitu saja dan menyerahkan kepada aparat penegak hukum.

“Kita serahkan kepada polisi untuk menyelidikanya, dan saya minta jika benar-benar ada penganiayaan, pelakunya dihukum berat,” ujarnya.

Usai dari rumah sakit, jenasah kemudian dibawa ke rumah duka di Jalan Barito 1, RT 05/RW 07, Lingkungan Keringan Kelurahan Mangundikaran, Kecamatan/, Sabtu (30/3/2019) siang.

Agung tak kuasa menahan haru. Tangisnya pun meledak histeris hingga pingsan lalu dibawa masuk oleh kerabatnya.

Kanit Laka Satlantas Polres Nganjuk, Ipda Sugino saat dikonfirmasi wartawan mengaku telah menerima laporan adanya kecelakaan tunggal di by pas Desa Putren Kecamatan Sukomoro, dengan korban Vicky Febrin Piawai. “Masih dalam pemeriksaan,” ucapnya singkat.

Kasat Reskrim Polres Nganjuk AKP Yogi Ardi Khristanto mengatakan jika kasusnya masih dalam penyelidikan.

“Kejadian tersebut masih dalam penyelidikan. Penyidik masih melakukan pendalaman,” ucapnya.


Editor: Hafid