Tim PKM Prodi Seni Rupa Unesa Gelar Pelatihan Manajemen Seni Pada Komunitas Kecoak Timur

Surabaya, Jurnal Jatim – Tim Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (PKM) Program Studi Seni Rupa Murni Universitas Negeri Surabaya (Unesa) gelar pelatihan manajemen Seni pada Komunitas Kecoak Timur.

Pelatihan itu sesuai permasalahan mitra yaitu manajemen seni untuk suistainbility kolektif berjudul Pelatihan Manajemen Seni pada komunitas Kecoak Timur.

Pelatihan difokuskan pada manajemen seni secara umum dan manajemen pengelolaan kolektif supaya menjadi solusi Kecoak Timur agar dapat terus suistain dan berkembang.

Tim PKM Produ Seni Rupa berharap adanya pelatihan itu dapat membuat Komunitas Kecoak Timur dapat berkembang dan menghasilkan karya-karya berskala nasional maupun internasional.

Diketahui, Komunitas Kecoak Timur adalah kolektif yang bergerak dalam bidang seni rupa, berdiri sejak 20 Februari 2018.

Pada 2022 lalu, Komunitas Kecoak Timur berpameran di Jepang, pada pameran Djin Diplomasi tepatnya di Kyushu Geibunkan, 1131 Tsushima Chikugo, Jepang.

Dilihat dari kemampuan anggota Kecoak Timur, komunitas tersebut sangat berpotensi untuk menjadi seniman skala internasional.

Tim PKM Prodi Seni Rupa Unesa Gelar Pelatihan Manajemen Seni Pada Komunitas Kecoak Timur

Dosen Seni Rupa Murni Fakultas Bahasa dan Sastra Unesa, Wening Hesti Nawa Ruci, S.Pd., M.Pd menjelaskan, seni tidak dapat bergerak sendiri karena Seni mempunyai salah satu fungsi sebagai alat komunikasi.

“Maka dari itu seni merupakan jaringan yang melibatkan banyak pihak dalam ekosistem masyarakat,” ujar Wening dalam keterangan yang diterima, Selasa (26/9/2023).

Dikatakan Wening, pelatihan manajemen seni digelar pada komunitas kecoak timur karena memiliki beberapa permasalahan terkait keberlangsungan komunitas.

Menurut Wening, dari wawancara ketua Komunitas Kecoak Timur, membutuhkan ilmu tentang wawasan manajemen seni untuk kolektif.

Di antaranya wawasan manajemen seni meliputi pengelolaan komunitas atau kolektif yang baik, Manajemen pengelolaan kolektif meliputi management resource termasuk manajemen SDM.

Kemudian manajemen pengetahuan meliputi distribusi informasi karena banyak sekali kendala saat ingin menerbitkan buku atau tulisan dan karya agar tepat sasaran.

“Untuk itu kami lakukan kegiatan pelatihan dan telah dilaksankan dua kali. Pertama secara tatap muka dan kedua secara virtual melalui aplikasi Zoom,” ujarnya.

Pertemuan pertama pada 4 Juli 2023 oleh pemateri Dr. Drs. Djuli Djatiprambudi, M.Sn. secara luring di base camp Kecoak Timur Jl. Gadung, RT.11/RW.03, Mojo Kopek, Gadung, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik.

Wening Hesti Nawa Ruci, S.Pd., M.Pd bertindak sebagai Master of Ceremony (MC) atau pemandu acara di setiap pertemuan pelatihan manajemen tersebut.

Djuli Djatiprambudi dalam pertemuan tatap muka menjelaskan pentingnya peran tata kelola dalam pengembangan komunitas seni.

Bagi komunitas seni, tata kelola manajemen seni adalah fondasi yang krusial untuk membangun keberlanjutan dan kesuksesan dalam menciptakan karya seni yang berkualitas.

Disampaikan Djuli, dalam dunia seni rupa, tata kelola yang baik menjadi landasan untuk mencapai kesuksesan dan keberlanjutan komunitas seni.

Melalui tata kelola yang efektif, para seniman dan pengelola seni dapat merencanakan dan mengatur kegiatan seni dengan lebih baik, memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada, dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

“Tata kelola manajemen seni mencakup berbagai aspek, termasuk perencanaan strategis, pengelolaan keuangan, pengembangan kebijakan, serta pengelolaan tenaga kerja,” ujarnya.

Tim PKM Prodi Seni Rupa Unesa Gelar Pelatihan Manajemen Seni Pada Komunitas Kecoak Timur

Djuli menggarisbawahi akan pentingnya perencanaan strategis sebagai langkah awal yang membantu mencapai visi dan misi komunitas seni.

Selain itu, tata kelola yang baik juga mencakup pengaturan keuangan yang transparan, pengelolaan sumber daya manusia yang efisien, dan komunikasi yang efektif untuk menjalin kolaborasi dan membangun jaringan dengan pihak-pihak terkait.

“Materi presentasi ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana tata kelola yang baik dapat mengubah cara komunitas seni beroperasi dan mencapai hasil yang lebih optimal,” sambung Wening menambahkan.

Pertemuan diakhiri penandatanganan IA sebagai bentuk kerja sama antara Prodi Seni Rupa Murni dan Komunitas Kecoak Timur.

Kemudian, pada pelatihan kedua secara daring pukul 19.00-21.00 WIB, dengan presentasi oleh Pemateri Dr. M. Bayu Tejo S, S.Pd., M.A.

Presentasi tersebut di antaranya mencakup Identifikasi visi dan misi Kolektif Seni Kecoak Timur. Pembentukan tim dan peran masing-masing anggota, serta Penentuan tujuan dan sasaran proyek seni.

Pada kesempatan itu, Bayu Tejo juga menjelaskan beberapa hal penting dalam pengembangan Kolektif Seni Kecoak Timur.

“Visi dan misi yang jelas adalah fondasi yang kuat bagi perkembangan komunitas seni,” ujarnya.

Visi merupakan gambaran masa depan yang diinginkan oleh Kolektif Seni Kecoak Timur, sementara misi adalah langkah-langkah konkret untuk mencapai visi tersebut.

“Dengan memiliki visi dan misi yang jelas, Kolektif Seni Kecoak Timur dapat bergerak menuju arah yang diinginkan dengan lebih terfokus dan terarah,” katanya.

Ia menyampaikan, sebuah komunitas seni yang sukses membutuhkan kolaborasi yang harmonis antara anggota tim dengan peran yang beragam. Dalam komunitas seni, setiap anggota memiliki keahlian dan kontribusi uniknya dalam mencapai tujuan bersama.

“Oleh karena itu, pemahaman tentang peran masing-masing anggota dan bagaimana mereka dapat saling mendukung sangat penting untuk menciptakan sinergi yang efektif dalam menjalankan kegiatan seni dan pengembangan komunitas,” katanya.

Setelah memiliki visi dan misi yang jelas, menurut Bayu Tejo, Kolektif Seni Kecoak Timur perlu menetapkan tujuan dan sasaran spesifik untuk setiap proyek seni yang akan dijalankan.

Tujuan dan sasaran itu harus dapat diukur dan dicapai secara realistis. Dengan menetapkan tujuan dan sasaran yang jelas, Kolektif Seni Kecoak Timur dapat mengukur progres dan kesuksesan dari setiap proyek seni yang dilakukan serta meningkatkan akuntabilitas dalam mencapai visi dan misi komunitas.

“Dengan memiliki visi dan misi yang jelas, membangun tim yang solid, dan menetapkan tujuan dan sasaran proyek seni yang spesifik, Kolektif Seni Kecoak Timur dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif dalam dunia seni rupa,” tandasnya.

Bagi anggota komunitas seni, presentasi ini menjadi panduan yang berharga dalam merencanakan dan mengelola kegiatan seni secara lebih efektif dan berkelanjutan.

Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow jurnaljatim.com dgoogle news instagram serta twitter Jurnaljatim.com.