Penganiayaan Mahasiswa Poltekpel Surabaya Hingga Tewas, Satu Orang Tersangka

Surabaya, Jurnal Jatim – Polisi menetapkan satu orang tersangka kasus dugaan penganiayaan senior ke junior di kampus dalam Politeknik Pelayaran Surabaya (Poltekpel Surabaya) Jawa Timur.

Penetapan tersangka setelah penyidik kepolisian memeriksa 12 orang saksi atas kasus tersebut. Tersangka berinisial AJP (19), warga Jalan Banyu Urip, Kota Surabaya.

Menurut keterangan polisi, AJP pada saat itu melayangkan pukulan ke arah perut orban MRFA, 20, warga Bangsal, Mojokerto hingga terjatuh dan akhirnya meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.

“Tersangka ini memukul korban sebanyak dua kali di bagian perut yang membuat korban tumbang saat itu,” jelas melalui Kasi Humas, Kompol Muchamad Fakih, Jumat (10/3/2023).

Ia mengatakan, kejadian penganiayaan itu terjadi pada Minggu (5/2/2023) pukul 19.30 di dalam kampus berlokasi di Gununganyar Boulevard, Surabaya Jawa Timur. Saat itu, korban diajak empat seniornya yang salah satunya adalah AJP (19) dari ruang makan asrama ke toilet.

Korban langsung mendapat penganiayaan dengan cara dipukul beberapa kali di bagian perut dan wajahnya hingga terdapat luka luar di bibir bawah dan dagunya.

“Saat mendapat pukulan dari tersangka ke arah perut, korban langsung terjatuh,” ujarnya.

Korban kemudian dibawa ke rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia pada Senin (6/2/2023) dini hari. Dari hasil pemeriksaan sementara terhadap jenazah korban penyebab utama korban meninggal dunia karena luka di perut.

“Penyebab meninggalnya korban karena sakit di ulu hati,” ungkapnya.

Jenazah Mahasiswa Poltekpel Surabaya itu dimakamkan di pemakaman umum Desa Puloniti, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto.

Sebelumnya sempat dilakukan ekshumasi terhadap jenazah korban oleh Team Polrestabes Surabaya bersama Tim Forensik Polda Jatim untuk mengetahui penyebab kematian mahasiswa tingkat 1 tersebut.

Fakih mengungkapkan, pihaknya masih mendalami lagi terkait adanya tersangka baru. Fakih juga memastikan tidak ada motif dendam dalam kejadian tersebut.

“Pengakuannya karena pembinaan senior ke junior, kami sangat menyayangkan masih adanya budaya pemukulan di lingkungan kampus,” ujarnya.

Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news dan akun instagram Jurnaljatim.com.