Pendapatan Pedagang Daging Sapi di Pasar Tuban Menurun

Tuban, Belum stabilnya minyak goreng di Tuban, Jawa Timur, berimbas pada kenaikan harga di Kabupaten Tuban.

Bahkan, pendapatan juga menurun karena permintaan konsumen menurun pada beberapa pekan terakhir. Salah satu faktornya adalah persoalan minyak goreng yang belum selesai.

Hal tersebut dirasakan Fauzi (55), salah satu penjual daging di Pasar Baru Tuban. Ia mengaku harga daging naik juga dipicu oleh harga sapi siap potong naik.

“Harga sapi siap potong sekarang harganya Rp10-Rp11 juta dulu Rp9-Rp11 juta, kita jual harga daging kualitas bagus Rp120 ribu satu kilogram, dulu ya Rp100-Rp110 ribu per kilogram,” kata Fauzi di Pasar Baru Tuban, Jumat (4/3/2022).

Fauzi mengatakan, selama berjualan daging sejak 1988 silam, ia mengaku tidak pernah menjual daging dari . Salah satu alasannya karena harganya cukup tinggi dibandingkan daging sapi lokal.

“Saya tidak ambil daging impor, daging impor kalau disini itu bukan dari Australia tapi dari India. Mahal daging impor dari pada lokal kalau di Tuban,” katanya.

Dikatakan dia, daging sapi impor dari Australia kalau dijual di pasar Tuban susah laku karena harganya cukup tinggi. Biasanya, daging tersebut dijual di makan salah satunya untuk menu steak daging sapi.

“Daging impor yang masuk di pasar lokal Tuban ini merupakan daging dari India dan itu daging buffola (kerbau),” jelasnya.

Lebih lanjut, pedagang daging sapi berharap masalah minyak goreng harus segera ada solusi dari dan jangan dibiarkan berlarut-larut.

Sebab, kalau terlalu lama akan memengaruhi sejumlah komoditi lainnya apalagi menjelang Ramadan nanti.

“Kita berharap permasalahan ini segera ada solusi dari pemerintah, agar tidak berkelanjutan dan susah dikendalikan,” kata dia menutup.

Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di Google News