NGANJUK (Jurnaljatim.com) – Warga Nganjuk digegerkan dengan ditemukannya seorang perempuan tergeletak dalam keadaan tidak bernyawa di dalam kamar mandi rumahnya. Korban tewas bersimbah darah dengan luka gorok di lehernya, Rabu (25/9/2019).
Korban diketahui, perempuan bernama Gemi (51) warga RT 05/RW 14, warga Dusun Dampit, Desa Joho, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk. Peristiwa itu, selanjutnya dilaporkan ke Polsek Pace Polres Nganjuk.
“Saat ditemukan, korban dalam keadaan terlentang dan bersimbah darah keluar dari leher korban dan ditemukan pisau dapur tergeletak di samping korban,” kata AKP Sudarman, Kasubbag Humas Polres Nganjuk.
Berdasarkan keterangan suami korban, Suyatno (58), sekitar 2 bulan terakhir korban susah tidur serta berusaha bunuh diri. Setelah mengetahui niat korban tersebut, Suyatno dan anaknya Aris Suyoko selalu menjaga korban.
Saat itu, Suyatno tidur di kursi ruang tamu dan saksi Aris Suyoko tidur di kamar karena kecapekan setelah semalaman menjaga korban. Sedangkan korban berada di belakang bersama Musinah (70) ibunya.
Saat Suyatno bangun dan mencari korban di belakang namun tidak ada. Begitupun Musinah juga tidak mengetahui perginya korban. Tak pelak, membuat Suyatno panik. Ia kemudian memanggil Aris Suyoko dan disuruh untuk mencari korban.
“Setelah dicari di kamar mandi, Aris mengetahui pintu kamar mandi dalam keadaan tertutup dan terkunci dari dalam,” terang Sudarman.
Aris Suyoko kemudian mendobrak pintu kamar mandi dan menemukan ibunya sudah tewas tergetak bersimbah darah dengan luka di leher. Tak jauh dari korban, terdapat pisau. Spontan, Aris berteriak histeris dan memanggil ayahnya.
Petugas yang berada di lokasi, lalu membawa korban ke RSUD Nganjuk untuk mendapatkan visum. Petugas juga meminta keterangan sejumlah saksi untuk mengungkap kematian korban.
Menurut keterangan keluarga, korban mengalami gangguan jiwa sejak satu tahun yang lalu. Diduga, korban tewas karena bunuh diri. Sebab, Dari pemeriksaan tim identifikasi Polres Nganjuk, di tubuh korban tidak ditemukan bekas tanda-tanda penganiayaan.
Editor: Hafid