Jombang, Jurnal Jatim – Seorang bocah di Jombang berusia 8 tahun inisial K meninggal dunia. K menderita demam berdarah (DB).
Pelajar sekolah dasar (SD) ini meninggal Jumat (23/2/2025) malam di RSUD Jombang akibat terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Direktur RSUD Jombang dr. Ma’murotus Sa’diyah mengatakan pasien K merupakan rujukan dari rumah sakit lain.
Bocah ini masuk IGD (Instalasi Gawat Darurat) RSUD Jombang pada Sabtu (17/2/24) dengan kondisi sudah memburuk.
Meski sudah dilakukan penanganan secara maksimal di ruang ICU RSUD Jombang, kondisi K tak kunjung membaik.
Hingga akhirnya takdir berkehendak lain. Tuhan memanggil anak yang tinggal di wilayah Kecamatan Jombang tersebut.
Meninggalnya K menambah daftar korban infeksi demam berdarah yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Jika sebelumnya di Jombang ada empat orang yang meninggal dunia karena demam berdarah, kini bertambah menjadi lima orang.
“Kalau kemarin yang meninggal 4 ya, per tanggal 22, dan hari ini (23/2/2024) tambah satu, tadi malam ya meninggalnya,” kata Ning Eyik, sapaan dr. Ma’murotus Sa’diyah kepada wartawan, Sabtu (24/2/2024).
Dikatakan Ning Eyik, Hingga pada Sabtu (22/2/2024) pasien yang menjalani perawatan di RSUD Jombang ada 21 anak-anak dan dewasa 4 orang.
“Kemarin pada tanggal 22 (Februari), jumlah pasien ada 21, yang kondisinya membaik dan pulang ada 6 orang,” ujar dia.
Dikatakan Ning Eyik, rata-rata pasien yang meninggal dibawa ke RSUD Jombang, sudah dalam kondisi dengue sock sindrom, DHF great 3.
“Dimana kondisi pasien yang dirujuk ini sudah dalam kondisi sudah agak berat,” kata dokter berkacamata ini.
Agar jumlah korban demam berdarah di Jombang tidak terus bertambah, Ning Eyik mengimbau masyarakat agar melakukan antisipasi dengan menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing.
Terutama adalah kebersihan kamar mandi yang biasanya menjadi tempat bertelur dan tumbuhnya jentik.
Sementara bagi warga yang merasa demam dan tak kunjung membaik juga diimbau untuk segera melakukan pemeriksaan secara intensif agar jika ada gejala demam berdarah tidak terlambat penanganannya.
“Kalau anak sudah dalam kondisi panas, dibawa ke pusat pelayanan kesehatan, diobservasi terus oleh keluarga. Kalau tidak opname, cuman panas biasa, diobservasi makan minumnya lebih banyak, daripada biasa, terutama minum susu, minum cairan elektrolit seperti jus, dan buah-buahan lainnya,” ujarnya.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, Jangan lupa follow di jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com