Kediri, Jurnal Jatim – Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) wayangan bersama warga di desa Kempleng Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu (3/12/2023).
SBY didampingi Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Bendahara Umum DPP Partai Demokrat Renville Antonio, Anggota DPRD Jatim Subiyanto.
SBY berbaur dan menyapa warga sambil menikmati pagelaran wayang kulit yang menampilkan dalang Ki Rudi Gareng dengan judul cerita “Tumurune Wahyu godho Wesi inten”.
SBY yang menggunakan batik lengan panjang warna coklat disambut antusias oleh warga. Seolah ingin melepas kerinduan kepada mantan pemimpinnya, masyarakat berebut untuk berjabat tangan dan berselfie dengan SBY.
Mendapat sambutan yang begitu antusias, tampak Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini menyambut dengan senyum dan uluran jabat tangan hangat. “Terima kasih, sehat ya Bapak Ibu,” kata SBY dengan terus memberi senyum hangat.
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, dalam sambutannya mengatakan sosok SBY adalah presiden yang selalu memikirkan rakyat dengan program-program nyata untuk mensejahterakan rakyat.
“Bapak ibu yang guru tentu sekarang sudah dapat serfikasi. Nah itu dirintis di era Pak SBY,” ungkap Emil.
Emil juga mengingatkan terkait program dana desa yang Undang Undang Desa yang juga dilahirkan di era SBY.
“Jenengan Pak Lurah tentu mengelola dana desa. nah Undang-Undang Desa itu diterbitkan, dilahirkan di era Bapak Susilo Bambang Yudhono, ” ungkapnya.
Emil juga sangat bahagia karena presiden dia periode itu bersedia hadir meski acaranya digelar di pelosok desa.
“Biasanya kan di pendopo yang besar, ini desa dan beliau berkenan. Saya ingin datang ke desa, pingin ketemu warga di desa begitu kata Pak SBY. Matur nuwun Pak SBY,” kata Emil.
Sementara, SBY mengaku sangat senang hadir ke pagelaran Wayang kulit. SBY selalu cinta pada budaya Indonesia khususnya seni pewayangan. Selain karena juga ingin menyapa kembali masyarakat di Kediri.
“Saya ingin menyapa kembali saudara-saudara saya rakyat Indonesia yang ada di Desa Kempleng Kecamatan Purwoasri Kediri,” ungkap SBY saat menyampaikan sambutannya.
Bagi SBY Wayang harus dilestarikan sebagai seni budaya unggulan, yang banyak menceritakan kehidupan manusia refleksi kehidupan masyarakat bangsa dan negara.
“Makanya kita harus hormati para seniman juga dalang-dalang yang terus melestarikan seni pewayangan,” tambahnya.
Di tahun Politik, yakni Pilpres dan Pilleg, SBY mengajak masyarakat mendoakan Presiden Indonesia mendatang dapat memimpin dengan sebaik-baiknya.
SBY lantas memberi acuan kepada masyarakat seperti apa seharusnya seorang pemimpin itu sesuai tokoh-tokoh pewayangan.
“Karena saya mencintai rakyat, saat saya mendapatkan amanah dari rakyat, saya selalu ingat nilai nilai pewayangan kalau kamu jadi pemimpin, termasuk seorang presiden harus punya tiga sifat,” ungkap SBY.
Ketiga sifat tersebut, kata SBY yaitu seorang pemimpin harus bersifat pamong ing Jagat.
“Membimbing mengayomi, mencintai rakyat yang dipimpin, adil Ayomi semua jangan dibeda bedakan, karena pemimpin adalah pamonging jagat,” ujarnya
Kedua, pemimpin harus bisa merantasi, “kalau ada yang nyerang dari negara lain tampil didepan mengahadapi, kalau ada krisis ekonomi, bencana alam, harus bisa jalankan tugas negara ini seperti Arjuno lelannanging jagad,” jelasnya.
Dikatakan SBY, Seorang pemimpin juga harus seperti Krisna, sebagai syarat ke tiga,
“Punya strategi, bisa memberi nasehat, menunjukkan ke masyarakat, Indonesia mau dibawa ke mana. Itulah yang disebut Pepadangeng jagat,” kata SBY menjelaskan 3 syarat seorang pemimpin.
SBY berharap yang disampaikan kelak dimiliki oleh pemimpin Indonesia mendatang agar tentram tenang, punya harapan yang baik. Indonesia semakin adil, damai dan semakin sejahtera.
Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com