Budidaya Daun Talas di Jombang Miliki Nilai Ekonomis Tinggi, Patut Dicoba!

, ternyata diminati pasar luar negeri dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman dengan karakter daun lebar berwarna hijau itu kerap tumbuh menjadi tanaman liar di daerah sekitar persawahan maupun peladangan.

Selain batang dan ubinya bisa dimanfaatkan untuk sayur oleh masyarakat, daun talas ternyata memiliki kandungan nikotin hampir nol persen dan dijadikan bahan pengganti tembakau.

Menurut Jombang Muchammad Rony, Daun Talas selama ini orang mengenal pemanfaatan pada batang dan ubinya untuk sayur. Padahal pada daun jika dimanfaatkan memiliki potensi ekonomi tinggi.

Karena beberapa negara seperti Australia dan memiliki kebijakan zero nikotin, daun talas-lah alternatifnya untuk pengganti tembakau yang memiliki kadar nikotin tinggi.

“Daun talas ini hampir nol nilai nikotinnya, dan memiliki cita rasa yang hampir sama dengan tembakau,” kata Rony saat launching ekspor daun talas kering rajangan ke Negara Australia, Rabu (2/11/2022) pekan lalu.

Pihaknya bahkan menyarankan kepada petani untuk menanam talas. Sisa lahan atau lahan yang tidak terpakai bisa dimanfaatkan budidaya tanaman talas. Pembinaan teknis akan diberikan termasuk kerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan () dan perhutani untuk pemanfaatan lahan.

“Tanaman talas ini baik tumbuh di bawah tanaman tegakan,” jelasnya.

Nilai ekonomis dari daun talas, dicontohkan Rony, dalam satu dengan tonase sekitar ,5 ton daun talas kering rajangan nilai kalkulasi rupiahnya adalah mencapai Rp250 juta sampai Rp300 juta.

Nah, apabila 1 kontainer berisi 7,5 ton dan kebutuhan ekspor setahun sejumlah 700 ton bisa dipenuhi, maka nilai ekspor adalah sejumlah Rp23,33 miliar.

“Sejauh ini baru di daerah Wonosalam yang memiliki luasan lahan budidaya mencapai sekitar 80 hektar. Sementara di kecamatan lain masih berupa tanaman tumbuh liar,” urainya.

Mengenai pasar penjualan, ia menyebut sudah ada eksportir dari daerah Jombang. Memang diakui Rony, hanya sedikit eksportir komoditas tembakau dari daun talas, tapi pihaknya tetap bersyukur ada di kota santri.

“Ada eksportir untuk tanaman talas ini dan ternyata tidak banyak di Indonesia, yaitu CV Excim Trader,” ucapnya.

Tentu potensi budidaya yang masih punya peluang tinggi itu untuk dicoba. Mengingat tingginya permintaan pasar luar negeri, sementara alternatif budidaya tanaman talas masih cukup minim.

Dapatkan update berita menarik hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow jurnaljatim.com di google news instagram serta twitter Jurnaljatim.com