Tuban, Jawa Timur – Dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban, Jawa Timur yang awalnya sembilan wilayah berpotensi terjadi krisis air bersih. Kini, setelah dilakukan asesmen, 5 kecamatan yang dilanda kekeringan dan telah dilakukan droping air bersih.
“Setelah kita assessment, baru lima kecamatan yang memang kritis dan harus di droping air,” ungkap Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, Yudi Irwanto, Selasa (26/10/2021).
Lima wilayah yang krisis air bersih itu berada di Kecamatan Semanding, Grabagan, Kenduruan, Parengan, dan Montong. Jumlah totalnya, berada di 23 dusun yang tersebar di 10 desa lima kecamatan tersebut.
“Desa-desa yang krisis air bersih telah dilakukan droping air setiap hari. Sehari empat tangki yang kita kirim di wilayah yang kekurangan air bersih,” kata Yudi.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyembutkan kekeringan atau musim kemarau perkiraan sampai akhir bulan November 2021.
“Sebab, akhir bulan depan sudah memasuki musim penghujan di wilayah Kabupaten Tuban. Akhir November sudah masuk musim penghujan,” kata dia.
Yudi menjelaskan salah satu penyebab terjadinya kekeringan air bersih dikarenakan sumber mata air bawah tanah habis pada musim kemarau ini. Dimana, rata-rata daerah yang dilanda krisis air berada di wilayah pegunungan atau dataran tinggi.
“Desa ini (krisis air bersih) rutin mengalami kekeringan setiap tahunnya karena letaknya di atas. Misalnya di wilayah Grabagan,” jelas Yudi.
Dapatkan update berita menarik lainnya hanya di Jurnaljatim.com, jangan lupa follow Jurnaljatim.com di Google News.
Editor: Hafid