NGAWI (Jurnaljatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi terus melakukan pencegahan kondisi gagal tumbuh pada bayi bawah tahun dua tahun akibat kekurangan gizi kronis atau Stunting.
Gagal tumbuh itu tidak hanya tercermin dari tinggi badan, melainkan juga berpengaruh terhadap perkembangan otak yang berakibat pada kemampuan kognitif anak.
Hal itu disampaikan Bupati Ngawi, Budi Sulistyono, dalam acara Deklarasi Pembangunan Sanitasi Pemukiman dan Penurunan Stunting Kabupaten Ngawi di Pendopo Widya Graha, Selasa (20/8/2019).
Hadir pada acara tersebut, Tim Provinsi Jawa Timur, Sekretaris Daerah, Forpimda, dan para Kepala OPD serta Camat Se-Kabupaten Ngawi.
“Cegah stunting merupakan prioritas pemerintah saat ini, baik di tingkat pusat, provinsi dan juga ditingkat Kabupaten atau kota,”ujar Bupati yang akrab disapa Kanang.
Kabupaten Ngawi, saat ini terdapat 17 Desa dengan permasalahan Stunting tinggi 39,47 persen sampai 57,28 persen. Pada tahun 2020 Kabupaten Ngawi membuat pilot project penanganan Stunting di 4 Desa yaitu Desa Gandong Bringin, Desa Pandean Karangayar, Desa Dungmiri Karangjari dan Desa Wonorejo Kedunggalar.
Menurut Bupati, percepatan penurunan stunting tidak dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan saja, melainkan harus dilakukan secara bersama-sama dengan komitmen daerah melaui koordinasi lintas sektor.
Kanang menuturkan, komitmen pemerintah daerah harus jelas, yaitu dengan memastikan program penurunan stunting dan harus direncanakan serta dianggarkan di dokumen perencaan daerah melalui sejumlah OPD.
Antara lain, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan anak dak Keluarga Berencana dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat desa.
“Keberhasilan percepatan penurunan stunting adalah masyarakat memiliki kesadaran dan berprilaku hidup sehat serta pola makan gizi seimbang,” pungkas orang nomor satu di Kabupaten Ngawi ini.
Editor: Hafid